Posted on

Teman-teman ada yang buka Google JP hari ini 10 November 2020 ? Doodlenya mengenai Tsuda Umeko. Saya jadi teringat sempai saya yang meneliti tentang Tsuda Umeko dan saya pernah mengikuti presentasinya di kampus Todai. Siapa sih Tsuda Umeko?

Untuk mudahnya Tsuda Umeko adalah “Kartini”nya Jepang. Dialah pelopor pendidikan wanita di Jepang. Pada usia 6 tahun, dia pergi belajar (ryugaku) ke Amerika bersama dengan Misi Iwakura (misi memberangkatkan 107 orang dalam dua tahun untuk belajar ke Amerika) pada tahun 1871. Ume, awal nama Umeko, belajar bahasa Inggris, dan melanjutkan pendidikan menengahnya di Archer Institute setelah lulus dari Georgetown Collegiate School. Archer Institute ini adalah sekolah khusus untuk anak-anak politisi dan birokrat. Di sekolah ini dia nilai tinggi untuk matematika, IPA, dan piano. Dia juga belajar bahasa Latin dan Perancis.

Tahun 1882, dia kembali ke Jepang pada usia 18 dan mengalami gegar budaya. Dia hampir lupa bahasa ibunya, bahasa Jepang! Dia diminta mengajar untuk anak-anak PM Ito Hirobumi dan Gakushuin. Dia tidak setuju pada pendidikan wanita yang mendidik anak perempuan dengan tujuan menjadi ibu yang baik dan istri yang penurut. Belum lagi kesenjangan pendidikan untuk perempuan berdasarkan status sosialnya. Akhirnya dia kembali belajar ke Amerika pada tahun 1888.

Dia mempelajari Biologi dan pendidikan di Bryan Mawr College di Philadelphia dan juga di St Hilda, Oxford. Dalam kesempatan kedua tinggal di luar Jepang ini, dia berpendapat bahwa wanita Jepang harus punya banyak kesempatan untuk belajar ke luar negeri dan mengumpulkan beasiswa untuk wanita.

Sekembali ke Jepang, dia kembali mengajar di Gakushuin dan Lembaga Keguruan Wanita dan mencapai posisi tertinggi untuk wanita masa itu. Tahun 1900 Dia mendirikan Josei Eigakujuku yang nantinya berubah menjadi Tsudajuku Daigaku dengan maksud untuk memberikan pendidikan kepada wanita tanpa memandang latar belakang orang tua.

Namun sekolahnya butuh dana yang tidak sedikit, sehingga Umeko harus bekerja keras untuk pendanaannya. Akibat kesibukannya, dia terkena stroke dan akhirnya pensiun di rumah musim panasnya di Kamakura tahun 1919. Karena sakit berkepanjangan Umeko meninggal pada tahun 1929 dan dimakamkan di kampus Tsudajuku di Kodaira.

Meskipun Umeko menginginkan reformasi pada pendidikan wanita, dia bukan feminis, bahkan tidak setuju pada keikutsertaan wanita pada pemilihan umum. Filosofinya, setiap orang harus bisa mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan kecerdasan dan karakternya. Dari pemerintah Jepang, Umeko menerima beberapa bintang jasa. Dan pemerintah Jepang sudah menetapkan bahwa pada tahun 2024 nanti wajah Tsuda Umeko akan dipakai dalam uang kertas 5000 yen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *