Kita semua pasti sering mendengar pertanyaan, apa sih yang mempengaruhi kepribadian seseorang? Apakah pengaruh genetik atau lingkungan? Sampai sekarang topik ini masih jadi bahan diskusi yang tidak ada jawaban pastinya. Di sini saya berbagi cerita tentang bagaimana kepribadian atau perilaku seseorang bisa tertulis di dalam material genetik tubuhnya.
Manusia punya 23 pasang kromosom. 22 Pasang kromosom disebut autosomes, dan pasangan terakhir kromosom ke-23 disebut sex kromosom yang menentukan jenis kelamin seseorang. Oh ya, penemu yang pertama kali menyatakan kalau manusia itu “hanya” punya 23 pasang kromosom berasal dari Indonesia lho. Namanya Joe-Hin Tjio. Sebelumnya manusia disangka punya 24 pasang kromosom seperti halnya simpanse, gorilla, dan orang utan. Sampai dikatakan ada group ilmuwan yang terpaksa membatalkan hasil risetnya karena hanya menemukan 23 kromosom di sel hati manusia. “It was not, until 1955, when an Indonesian named Joe-Hin Tjio travelled from Spain to Sweden to work with Albert Levan, that the truth dawned.”
Dikatakan di keluarga kera ada dua buah kromosom yang berfusi/bergabung menjadi satu; dan diduga kalau kromosom nomor 2 di manusia merupakan gabungan dari kedua kromosom kera tersebut. Ini yang menyebabkan kromosom manusia hanya 23 pasang, sedangkan keluarga kera 24. Selain kromosom nomor 2 tersebut, perbedaan nyata antara kromosom pada manusia dan keluarga kera sedikit sekali; sehingga secara genetik kita ternyata memang sepupuan dengan simpanse 🙂
Lalu apa hubungan kromosom dengan kepribadian seseorang?
Di kromosom nomor 11, ada gen yang menghasilkan protein sebagai reseptor senyawa kimia yang disebut “Dopamine”. Dopamine ini merupakan ‘neurotransmitter’ yang bekerja khusus pada sel sel otak, termasuk mengatur aliran darah ke otak. Kekurangan dopamine di otak ternyata bisa menyebabkan kepribadian seseorang menjadi dingin, sulit mengambil keputusan, mudah depresi, kehilangan motivasi, gelisah, dan merasa hidup membosankan.
Rendahnya kadar dopamine juga dikaitkan dengan kasus ADHD (attention deficit hyperactivity disorder) pada anak-anak. Pada kasus yang ekstrim, rendahnya kadar dopamine di otak bisa menyebabkan seseorang kesulitan mengatur gerakan tubuhnya sendiri. Ini yang kita kenal sebagai Parkinson’s disease. Banyak studi yang menunjukkan jika gejala Parkinson timbul pada pasien yang kehilangan 80% atau lebih sel yang memproduksi dopamine di substantia nigra otak.
Sebaliknya, kadar dopamine yang tinggi cenderung membuat seseorang extrovert, lebih aktif berbicara, kreatif, berani mencoba hal hal baru, energik. They are the explorers and the risk takers. Bila kadar dopamine terlalu berlebihan, dikatakan bisa menjadi perantara timbulnya gejala schizophrenia seperti halusinasi atau delusi.
– Dopamine is perhaps the brain’s motivation chemical -.
Selain dopamine, ada juga senyawa kimia lain yang dikenal dengan nama “Serotonin”. Gen pengatur senyawa ini ada di kromosom nomor 17. Dari penelitian, diduga individu dengan kadar serotonin yang tinggi cenderung lebih sosial, lebih mudah bekerja sama dengan orang lain, suka kebersihan, kalem dan hati hati dalam bertindak. Mereka lebih mudah menerima dan menyesuaikan diri dengan normal sosial di lingkungan tempat tinggal. Mungkin orang Jepang banyak yang memang memilki kadar serotonin yang tinggi ya sehingga cenderung semua penduduknya bisa ikut aturan dan norma sosial yang berlaku 🙂
Sebaliknya, kadar serotonin yang terlalu rendah cenderung membuat seseorang lebih mudah depresi, sedih, punya pikiran buruk, bisa bertindak nekat, tanpa pikir panjang. Dikatakan kalau kadar serotonin yang rendah sering ditemukan pada individu yang terlibat tindak kriminal atau berniat melakukan bunuh diri. Suicide linked to low serotonin.
Keseimbangan kadar serotonin dalam otak ini juga sudah lama jadi obyek penelitian untuk kasus gangguan kecemasan seperti OCD (obsessive-compulsive disorder), salah satu bentuk masalah mental dimana penderitanya memiliki dorongan untuk melakukan tindakan tertentu berulang kali.
Serotonin juga dikenal sebagai hormon yang bisa membuat seseorang merasa bahagia, senang, membuat perasaan atau mood lebih stabil. Serotonin sering disebut sebagai “the feel-good hormone”, “happy hormone”. Nah ini juga ternyata ada hubungannya sama musim dingin lho. Siapa hayo yang kalau musim dingin, bawaannya pengen tidur dan nyemil terus?
Penjelasannya kira-kira begini, di musim dingin hari cepat jadi gelap dan ini menginduksi otak mengeluarkan hormone melatonin. Hormon yang bikin ngantuk. Melatonin ini ternyata dibuat dari serotonin, sehingga berakibat kadar serotonin dalam otak jadi rendah. Nah, cara tercepat meningkatkan kembali kadar serotonin dengan mengirimkan otak zat yang namanya “Tryptophan” karena serotonin dibuat dari tryptophan. Lalu bagaimana mengirim tryptophan secepatnya ke dalam otak? Dengan cara sekresi insulin dari pankreas. Dan bagaimana cara tercepat membuat sekresi insulin? Tentu dengan makan karbohidrat.
Stress, gelisah, cemas yang berkepanjangan juga bisa menyebabkan rendahnya kadar serotonin. Pasti sering dengar orang cerita kalau lagi stress bawaannya mau nyemil terus ya. Ini sebenarnya usaha tubuh untuk menaikkan kadar serotonin- It helps to cheer ourselves up by raising our brain serotonin.
Kepribadian seseorang memang dipengaruhi banyak faktor ya. Baik faktor eksternal maupun internal seperti senyawa kimia yang bekerja dalam otak. Secara genetik memang ada faktor-faktor internal yang menentukan kepribadian seseorang. Kombinasi dengan faktor lingkungan yang positif, pendidikan yang baik, ataupun penanganan psikologi yang baik diharapkan dapat membentuk kepribadian seseorang yang positif.
Punya teman-teman, aktivitas yang menyenangkan tentu juga bisa membantu mengurangi beban stress atau kecemasan. Banyak studi yang mengatakan kalau tertawa, mendengarkan musik, dsb bisa membantu meningkatkan pelepasan hormon dopamine dan serotonin. Jadi mari kita banyak tertawa dan memilih lingkungan sosial di sekitar yang baik.
Salam sehat,
Tokyo, 13 April 2023
Referensi:
GENOME – Matt Ridley
https://en.wikipedia.org/wiki/Joe_Hin_Tjio
https://www.webmd.com/add-adhd/childhood-adhd/adhd-dopamine
https://www.aans.org/en/Patients/Neurosurgical-Conditions-and-Treatments/Parkinsons-Disease#
https://hbr.org/2017/03/if-you-understand-how-the-brain-works-you-can-reach-anyone
https://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(05)65897-7/fulltext
https://www.thorne.com/take-5-daily/article/science-backed-reasons-why-you-should-laugh-more
Wah pengennya dapat booster Serotonin lol.
Kalau mau cek kadar gen itu bisa ga dok? Kaya di kenkou shindan dikasih hasil dan ketahun average, jadi apa defisiensi atau average gitu :))))
Kadar serotonin bisa dilihat dari hasil lab darah. Tapi bukan termasuk regular health check-up dan biasanya ada indikasi klinis tertentu baru dianjurkan untuk ambil. Kadar serotonin ini bukan hanya untuk indikasi mental health soalnya, tapi juga untuk indikasi kemungkinan kanker neuroendocrine, jadi memang harus hati-hati interpretasi ya 🙂