Halo semuanya, tidak berasa sudah masuk bulan Oktober. Waktunya mulai keluar jaket, siap siap menikmati daun warna warni, dan mulai cari menu untuk makan sup hangat seperti nabe. Bulan Oktober ini juga didekasikan sebagai “breast cancer awareness month”. Jadi kalau kebetulan melihat ada banyak pita warna pink di tempat umum, jangan heran ya, ini untuk memang mendukung pengetahuan tentang kanker payudara yang dilambangkan dengan pita warna pink [1]
Berikut saya ingin mengingatkan kembali faktor resiko dan pentingnya deteksi dini untuk kanker payudara. Secara sederhana faktor resiko kanker payudara bisa dibagi dua:
Faktor yang sulit dimodifikasi:
- Genetics / hereditary breast cancer
Di Jepang target resmi dari pemerintah untuk pemeriksaan screening mammografi usia 40 tahun ke atas. Tapi jika di keluarga (apalagi keluarga inti) ada riwayat breast cancer atau ovarian cancer (kanker indung telur) atau diri sendiri pernah ada riwayat kelainan jinak di payudara (benign breast diseases) dianjurkan untuk lebih cepat melakukan screening.
- Endogenous estrogen exposure
Contohnya: mulai menstruasi di usia yang relative cepat, usia menopause telat, belum pernah melahirkan, hamil / melahirkan pertama kali di atas usia 30 tahun.
Faktor yang bisa dimodifikasi:
- Lifestyle-related: obesity, rokok, alcohol
Sejauh ini berbagai penelitian yang ada konsisten menunjukkan ada kaitan antara konsumsi alkohol rutin dengan naiknya resiko terkena kanker payudara. “Relative risk increases 7% for every 10g of alcohol consumed per day. As few as 1-2 drinks per day can increase risk” [2]
- Exogenous estrogen exposure
Contohnya: hormone replacement therapy
Setiap orang pasti punya kombinasi dari berbagai faktor resiko yang ada, yang kadang memang sulit untuk diintervensi. Nah pada saat seperti, mari kita berusaha manfaatkan ilmu pengetahuan melalui deteksi dini dengan bantuan tes penapisan/screening.
Deteksi dini bisa dimulai dari yang paling mudah yaitu rutin satu bulan sekali periksa payudara sendiri (SADARI)/breast self examination (BSE)/自己検診. Kira kira 5 hari sampai 1 minggu setelah menstruasi biasanya jaringan payudara melunak, dan akan lebih mudah teraba/terasa jika ada benjolan. Lebih dari 50% pasien kanker payudara berawal dari menemukan sendiri benjolan di payudaranya. SADARI bisa dilakukan di depan cermin, apakah ada perubahan yang bisa dlihat seperti apa penonjolan, kulit payudara tertarik, atau apakah ada carian atau darah yang keluar dari putting susu. Raba payudara perlahan memutar dari kuadran sebelah dalam dekat puting hingga kuadran sebelah luar. Nodul kanker payudara banyak terjadi di sebelah luar atas payudara
Untuk yang sudah menopause, bisa tentukan tanggal yang sama misalnya, tanggal 1 dan 15 setiap bulan untuk SADARI. Nodul yang bisa teraba orang awam biasanya berukuran sekitar 2 cm, dan secara klinis sudah masuk stage1. Jika nodul sudah lebih dari 2 cm (2.1~5 cm) naik masuk stage 2. Nodul yang kurang dari 2 cm sulit teraba, dan disinilah gunanya deteksi klinis rutin melalui mammografi atau USG.
Mammography dan USG merupakan dua cara yang umum dipakai untuk pemeriksaan rutin kanker payudara. Mammography dilakukan rutin 2 tahun sekali sejak usia 40 tahun. Pada wanita dengan jaringan payudara yang padat, permeriksaan dengan USG dapat membantu menemukan nodul lebih mudah.. Pemeriksaan USG juga tidak menggunakan x-ray sehingga dapat dilakukan pada ibu hamil atau menyusui.
Dari berbagai rangkuman data, pada stage awal (0 dan 1) angka harapan hidup (survival rate) baik 5 tahun maupun 10 tahun bisa mencapai di atas 90%. Memasuki stage 2, survival rate turun 81~87%, stage 3 survival rate menjadi hanya sekitar 50%, dan jika masuk stage 4, survival rate turun hingga 15~25%. Jelas di sini, “the earlier, the better” [3,4]
Sekali lagi, kanker payudara bisa kita waspadai dengan lebih baik melalui pemeriksaan rutin. Jadi yuk berusaha SADARI dan ikut cek deteksi dini kanker payudara. Saya sertakan poster tentang pilihan tes penapisan kanker payudara di Jepang.
PS: Sedikit pesan untuk ibu-ibu yang baru melahirkan dan lagi capek bolak balik bangun menyusui anak. Dari hasil penelitian, menyusui ASI bisa menurunkan resiko terkena kanker payudara. “Relative risk of developing invasive breast cancer decreases by 4.3% for every 12 months of breast feeding” [5].
Meski mata mama sudah kayak mata panda, bertahan sebentar ya! Menyusui juga tabungan untuk kesehatan mamanya
Update: Tokyo, 6 Oktober 2023
References:
[1] https://japantoday.com/…/pink-afternoon-tea-at-the…
[2] Hamajima et al., Br J Cancer. 2002 Nov 18;87(11):1234-45. doi: 10.1038/sj.bjc.6600596
[3] http://www.j-posh.com/checkup/early_detection/
[4] https://mainichi.jp/articles/20160120/k00/00m/040/144000c
[5] Collaborative group on hormonal factors in breast cancer, Lancet. 2002 Jul 20; 360(9328):187-95. doi: 10.1016/S0140-6736(02)09454-0.