Posted on

Di Jepang memang tidak ada ulekan seperti di Indonesia, tapi ada suribachi すり鉢 yang dilengkapi dengan tongkat kayu. Biasanya dipakai untuk menghaluskan goma (wijen) 胡麻を擂る goma wo suru . Biasanya suru itu ditulis dengan hiragana, karena kanjinya susah, ‘te’ dan ‘kaminari’. Kebayang ngga ya kalau mau buat sambal pakai suribachi ini? Kapan jadinya? Hehehe

Tapi harap berhati-hati kalau teman-teman mendengar kata goma wo suru. Karena bisa jadi yang dipercakapkan bukan menghaluskan wijen, tapi berarti “menjilat”. Goma wo suru secara kiasan berarti mengusahakan apa saja untuk kepentingan/keuntungan sendiri. Bisa memuji atau berbicara halus, tentang seseorang, supaya dia disukai. Lip service. Kalau bukan untuk kepentingan sendiri, tentu tidak bisa dikatakan goma wo suru.

Contohnya :

「先輩はごますり上手だったので出世が早かった」

Sempai wa gomasuri jozu dattanode shusse ga hayakatta.

Sempai pandai menjilat (memuji) sehingga cepat naik pangkat.

「ごますりだとわかっているのに、嬉しかった」

Gomasuri dato wakatteirunoni, ureshikatta.

Saya tahu dia menjilat, tapi saya senang.

Dan lucunya kalau di negara Amerika/Eropa, jika “berbohong” demi lip service ini, biasanya taruh tangan di belakang dan menyilangkan telunjuk dan jari manis ya? Kalau di Jepang, biasanya orang meniru tindakan memutar tongkat di atas telapak tangan. Coba deh perhatikan 

Mungkin ada teman-teman yang mengetahui kata lain dari “menjilat” ini yaitu oseji お世辞. Saya rasa oseji memang lebih sering dipakai. Kemudian ada kata lain yang jarang terdengar yaitu obekka おべっか atau obenchara おべんちゃら.

Lalu kenapa menghaluskan wijen goma wo suru punya kiasan seperti itu? Kalau kita perhatikan waktu memutar tongkat untuk menghaluskan wijen, wijen itu bisa terbang loncat ke mana-mana, nempel ke mana-mana. Jadi cocok untuk “penjilat” yang bisa nempel ke mana saja asal ada untung untuk dirinya.

Waktu saya mencari kata bahasa Indonesianya “penjilat/menjilat” ini, saya menemukan frase “menjilat pantat”… hiiiii jorok ya? Tapi ternyata ini sama dengan bahasa Inggris yang brown-noser. Atau juga di bahasa Cina memakai istilah “memukul pantat kuda”.

Semoga kita jangan jadi penjilat ya? Lebih baik jilat es krim dong, hehehe.

Tulisan asli oleh: Imelda Coutrier

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *