Siapa yang tahu kanjinya? Nah karena saya posting malam, mungkin banyak yang menebak: 九時 くじJam 9 ya?
2 September kalau diringkas menjadi 9/2 kalau penulisan cara Jepang, lain dengan cara Indonesia, jadi mesti berhati-hati kalau meringkas tulisan tanggal ya. Jangan 2/9 karena itu dibaca orang Jepang 9 Februari!
Tanggal 2 september adalah hari KUJI, karena kemarin 9/2 bisa dibaca KUJI (2 ニ itu bisa dibaca : ni, futatsu, dan ji seperti pada nama JIRO yang kanjinya 二郎) . Kuji yang diperingati tanggal 2 September itu adalah KUJI dari TAKARAKUJI 宝くじ, undian berhadiah yang ditetapkan oleh Bank Daiichikangyo (Sekarang Mizuho).
Dulu sekali di Indonesia pernah ada yang namanya SDSB (SDSB, Sumbangan Dana Sosial Berhadiah, merupakan kupon berhadiah bagi para pembelinya. Kupon yang mirip voucher ini didalamnya terdapat nomer seri dan angka. Intinya Anda menebak, kalau tebakan Anda benar, Anda dapat hadiah.) yang kemudian dihentikan oleh pemerintah Indonesia tahun 1994, karena dianggap sebagai judi.
Saya, sebagai orang Indonesia yang baik (ciee), belum pernah beli undian. Tapi waktu awal kedatangan di Jepang, saya tinggal bersama keluarga Jepang, dan nenek di keluarga itu minta tolong saya beli 10 lembar takarakuji (@300 yen).
Katanya,”Imelda, saya mau beli takarakuji tapi tidak bisa beli sendiri. Ini uang 3000 yen, kamu tolong belikan ya. Mungkin bisa beruntung dapat kalau kamu yang beli”.
Jadilah saya membawa uang 3000 yen itu ke loket penjualan takarakuji dong. Begitu sampai di depan loket:
“Takarakuji Ju mai kudasai” (Minta takarakuji 10 lembar)
“Bara? Renban?”
Nah loh, saya bengong. Bahasa Jepang saya belum sampai situ. Bara? Oh mungkin yang kertasnya ada gambar mawar ya? Renban… mbuh lah, saya Cuma tahu Rembang nya Jepara! Jadilah saya bilang:
“Bara 10 mai”
Begitu pulang, saya diberitahu bahwa lebih baik membeli Renban 連番 (nomornya berurutan) daripada bara バラ (nomor acak), karena Renban itu kesempatan 当選 とうせん terpilihnya lebih besar. Baru tahu bahwa bara itu dari bara-bara (berserakan) Gimana sih orang Jepang kok singkat-singkat aja!
Lalu takarakuji yang saya beli bagaimana ceritanya? Saya tidak tahu karena tidak tanya. Tapi sepertinya sih tidak lolos deh. Tapi peristiwa membeli takarakuji itu membuat saya penasaran, uang takarakuji itu untuk apa ya? Ternyata banyak dipakai untuk pembangunan fasilitas umum, termasuk membiayai penanganan pertambahan manula, bencana, taman, pendidikan, kesejahteraan dan lain-lain.
Kemudian saya jadi penasaran dengan kata KUJI, karena tentu bukan kata takarakuji saja yang mengandung kata KUJI ini. Yang paling sering dipakai adalah KUJI wo hiku くじを引く(menarik undian) atau KUJIBIKI. Misalnya pada pemilihan pengurus PTA (Parent Teacher Assosiation) di sekolah. Tidak ada yang mau menjadi pengurus, sehingga harus memilih dengan cara mengundi. Saya pernah menjadi pengurus PTA karena terpilih dengan undian dan tidak bisa menolak deh (saya dengar Zya Rahmi juga begitu, bahkan sampai jadi Wakil Ketua! Hebat!) . Dan sebetulnya penarikan undian juga bentuknya bisa bermacam-macam. Ada yang dengan menulis nama/nomor di kertas, kemudian diambil satu orang. Ini lazim juga dilakukan di Indonesia.
Tapi ada satu cara “pemilihan” itu yang saya rasa menarik, yaitu AMIDAKUJI あみだくじ. Cara pemilihan khas Jepang. (Namanya saja AMIDA sebutan untuk Sang Buddha). Misalnya untuk memilih pengurus secara seimbang, bilang saja memilih seksi kebersihan, seksi konsumsi dan seksi acara, 3 jenis pekerjaan untuk 3 orang. Kita menuliskan 3 nama di atas, lalu 3 jenis pekerjaan di bawah, lalu antara orang dan pekerjaan dihubungkan dengan garis vertikal, dan masing-masing orang menarik garis horisontal sesukanya. Ntah mengapa, sebanyak apapun garis horisontalnya, pasti setiap orang akan mendapatkan pekerjaan yang berbeda. (Maaf mungkin kurang bisa dimengerti dengan kata-kata dan lebih baik dipraktekkan).
Tapi yang paling menarik adalah kata OMIKUJI 御神籤 pun berasal dari KUJI. Memang sih arti KUJI 籤 (susyahlah kanjinya!) sesungguhnya adalah memilih. Kalau pakai kata mengundi kesannya bagaimana gitu. Bagi yang pernah membeli OMIKUJI di kuil Jepang, pasti tahu ya, kita memasukkan uang, lalu mengocok tabung yang berisi batang bambu bernomor. Lalu kita lihat batang yang keluar dari lubangnya nomor berapa. Kemudian kita ambil kertas dari laci bernomor yang tertera pada batang pilihan kita.
Dari sekian banyak KUJI yang saya tuliskan, KUJI yang mana yang sudah pernah coba?
Belum semua?
Hmmm mungkin sudah loh, yaitu dengan cara BINGO (dalam bahasa Jepang disebut BINGO KUJI) dan BINGO game ini menarik sekali! Apalagi kalau kartu yang kita bagikan itu masih kosong semua, sehingga bisa tulis angka sesukanya. Saya pernah bawa dan mainkan di keluarga besar saya, dan semua senang. SERU!