Posted on

Tahukah teman-teman bahwa tanggal 5 Agustus adalah Hari Taksi di Jepang?

Apakah teman-teman sering naik taksi?

Kadang jika hujan atau bawaan banyak, waktu anak-anak masih kecil, saya sering naik taksi. Karena rumah saya waktu itu cukup jauh dari stasiun dan masih harus naik bus ke stasiun, saya dulu sering osewani natta. Sekarang sih, sudah jarang sekali karena rumah saya 5 menit dari stasiun. Kalau masih naik taksi, pasti saya dimarahi supirnya hehehe.

Banyak orang asing yang terkejut kalau naik taksi untuk pertama kali di Jepang, ya. Bayangkan tiba-tiba pintunya membuka dan menutup sendiri. Pasti kaget. Tapi kalau di masa pandemik, tertolong juga karena tidak harus memegang tuas pintu yang mungkin sudah dipegang macam-macam orang.

Dan kekagetan kedua mungkin timbul waktu harus membayar ongkosnya karena mahal, hehehe. Saya ingat sekali beberapa tahun lalu, saya pernah dibayari taxi dari universitas ke rumah seharga 16.000 yen! Itu karena baju saya basah kuyup dan murid saya kasihan kalau saya harus pulang naik kereta dalam keadaan basah begitu. Untung dia bawa uang tunai, meskipun akhirnya saya berhutang budi padanya. Kalau dipikir untung sekali taksi di Tokyo sekarang sudah bisa dibayar pakai e-money atau credit card ya. Ah… untung semua.

Ada satu lagi pengalaman waktu saya naik taksi di daerah Yokohama. Di belakang tempat duduk pengemudi sebelah kiri, disediakan tombol jika kita mau taxinya “pelan-pelan”. Misalnya kita tidak enak badan kita bisa menekan tombol itu sehingga sang supir bisa memperlambat laju kendaraan. Belum lagi dia menyediakan minuman mineral water dan tissue yang bisa dibeli. Sepertinya memang taksi yang saya tumpangi ini sering melayani kakek-nenek ke rumah sakit.

Ada banyak kisah yang saya dengar dari supir taksi tapi tidak akan cukup diceritakan di sini. Yang terpenting yang harus saya tulis adalah mengapa tanggal 5 Agustus itu ditetapkan menjadi hari Taksi?

Rupanya alasannya karena pada tanggal 5 Agustus tahun 1912 pertama kali taksi beroperasi di Jepang, yaitu dengan berdirinya perusahaan taksi di daerah Yurakucho. Saat itu hanya ada 6 mobil dan pertama kali menggunakan argometer untuk penghitungan ongkosnya. Saat itu ongkos untuk 1 mil (1,6 km) seharga 60 sen, dan bertambah 10 sen untuk setiap 0,5 mil berikutnya. Tentu ada juga tarif tambahan untuk menunggu, tarif waktu larut malam, waktu hujan atau jalanan berlumpur. Hari Taksi ini baru ditentukan sebagai peringatan pada tahun 1985.

Ada ceritamu tentang taksi? Atau mungkin cinta bersemi di dalam taksi? *loh*

Tulisan asli oleh: Imelda Coutrier

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *